Pemerintah Pacu Daya Beli dengan BLT Untuk Pertumbuhan Ekonomi

Selasa, 04 November 2025 | 10:31:03 WIB
Pemerintah Pacu Daya Beli dengan BLT Untuk Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA - Di tengah tekanan ekonomi global yang terus membayangi, pemerintah tetap menegaskan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada 2025.

Kunci dari strategi ini adalah penguatan daya beli masyarakat melalui berbagai program subsidi, termasuk Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) Sejahtera, yang diyakini mampu menjadi penggerak utama pemulihan ekonomi.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal III-2025 masih terjaga. Hal ini menjadi dasar bagi pemerintah untuk tetap optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5% pada akhir tahun. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat, bahkan berpotensi melampaui target.

Penyaluran BLT Sebagai Pengungkit Daya Beli Masyarakat

Salah satu program utama adalah BLTS Sejahtera senilai Rp 31,5 triliun, yang ditujukan untuk 35,05 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Setiap penerima mendapatkan bantuan tunai sebesar Rp 900.000 untuk periode tiga bulan. Purbaya mengungkapkan bahwa hingga awal November, pemerintah telah menyalurkan Rp 18 triliun dari total dana bantuan. Sisa dana dipastikan akan dicairkan sepenuhnya pada minggu pertama bulan ini, sehingga dampak positif terhadap konsumsi masyarakat dapat segera dirasakan.

“Sekarang sudah Rp 18 triliun cair, sisanya akan dipercepat,” jelas Purbaya. Ia menambahkan, sebagian penerima di desil 3 dan 4 mengalami keterlambatan karena prosedur penyaluran melalui PT Pos masih diperbaiki. Pemerintah menargetkan seluruh dana BLTS dapat tersalurkan pada November 2025.

Dukungan Investasi dan Peran Swasta dalam Pemulihan Ekonomi

Selain BLTS, pemerintah juga menaruh perhatian pada penguatan investasi dan peran swasta dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Purbaya menegaskan, peran Danantara dan Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah akan mempermudah masuknya investasi baru, memperluas lapangan kerja, dan mendorong konsumsi masyarakat. Langkah ini sekaligus menjadi sinyal positif bagi investor dan menunjukkan bahwa Indonesia tetap menjadi negara tujuan investasi yang menarik.

Kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis juga menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas perekonomian. Dengan kombinasi penyaluran bantuan langsung, penguatan likuiditas, serta penciptaan iklim investasi yang kondusif, pemerintah optimistis dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun.

Dampak BLT terhadap Pemulihan Konsumsi Domestik

Menteri Keuangan menekankan bahwa BLTS tidak hanya sebagai bentuk bantuan sosial, tetapi juga sebagai instrumen strategis untuk menjaga konsumsi masyarakat. Dengan tersalurnya dana bantuan secara tepat dan cepat, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, sehingga ekonomi domestik bergerak lebih dinamis.

Secara keseluruhan, kombinasi antara penyaluran BLTS, penguatan likuiditas, kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis, serta dorongan investasi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai target 5% pada 2025. Dengan fokus pada penguatan daya beli masyarakat, pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi dapat bertahan meski menghadapi ketidakpastian global.

Program BLTS menjadi contoh konkret bagaimana kebijakan pemerintah diarahkan tidak hanya untuk menolong masyarakat secara langsung, tetapi juga sebagai pengungkit ekonomi nasional yang strategis. Purbaya berharap, seluruh dana bantuan dapat tersalurkan tepat waktu sehingga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dapat dicapai dan stabilitas sosial tetap terjaga.

Terkini